Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2012

proposal penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Persediaan pangan di negara-negara berkembang dewasa ini  dirasakan masih belum dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh sebab itu, diadakan program peningkatan produksi pangan yang merupakan prioritas utama dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Tujuan utama dari program peningkatan produksi pangan adalah mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri baik kuantitatif maupun kualitatif dilihat dari segi keseimbangan gizi, meningkatkan pendapatan keluarga petani, dan mengurangi ketergantungan kebutuhan pangan dari negara lain.
Proses transformasi suatu wilayah perdesaan menjadi suatu daerah agroindustri dalam proses perkembangan modernisasi masyarakat pertanian di wilayah perdesaan telah menjadi tuntutan nyata yang harus diwujudkan guna meningkatkan kesejahteraan para petani di perdesaan. Dengan melihat desa sebagai wadah kegiatan ekonomi, bagaimana seharusnya merubah pandangan inferior atas wilayah ini dan memandang desa sebagai basis yang potensial bagi kegiatan ekonomi melalui investasi sarana dan prasarana yang menunjang keperluan pertanian, serta mengarahkannya secara lebih terpadu.
Menurut Hohnholz (1986: 59), diseluruh dunia daerah pertanian dibatasi oleh dua faktor, yaitu keadaan iklim dan tingkat pembangunan ekonomi. Sementara didaerah tropis seperti Indonesia, hanya inilah yang menjadi tolak ukur sedangkan pembangunan ekonomi tidak jauh berbeda antar daerah yang satu dengan yang lain.
Pertanian adalah usaha penanaman tanaman dengan maksud akan memetik hasilnya. Pada umumnya petani ingin memperoleh hasil yang setinggi-tingginya dan untuk memperoleh hasil yang optimal tersebut, petani harus mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor yang menentukan dalam keberhasilan usaha pertanian. Seperti iklim dan lingkungannya, tanah dan pengelolaannya, memilih jenis tanaman yang sesuai dengan likungannya, perlindungan dari hama dan penyakit serta pergiliran tanaman. Faktor- faktor tersebut saling berkaitan dalam menentkan keberhasilan usaha pertanian.
            Melihat kerusakan yang dialami lahan pertanian khususnya dan lingkungan pada umumnya. Maka sudah selayaknya praktek pertanian berwawasan lingkungan harus dilakukan berdasarkan dampak negatif yang mengancam kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Praktek tersebut dapat berupa model pertanian organik, karena model pertanian ini lebih ramah terhadap lingkungan.
            Pembangunan pertanian di dunia ketiga saat ini sedang memasuki tahapan baru dalam upaya peningkatan fungsinya sebagai penyedia pangan. Di Indonesia sektor pertanian telah mengalami perubahan besar yang terbukti dengan kemampuannya mncapai swasembada beras. Perubahan lain juga terjadi pada sektor pertanian dengan berbagai bentuk industri teknologi pertaniaannya. Untuk menaikan produksi pangan para petani mau tidak mau harus menggunakan input modern. Modernisasi pertanian memang menghasilkan dampak positif seperti perbaikan gizi masyarakat dan berkurangnya impor beras. Namun modernisasi peranian juga berdampak negatif, seperti ketergantungan petani terhadap teknologi modern yang diproduksi oleh sektor industri yaitu penggunaan pupuk kimia dan obat- obatan kimia, kebijakan pemerintah menanam bibit unggul juga mengakibatkan hilangnya berbagai varietas padi lokal. Hal ini terjadi karena padi lokal produktivitasnya rendah dan rawan terhadap penyakit.
Tahun 2010 adalah waktu yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai tahun beras organik. Untuk mencapai hal tersebut, tentulah tidak semudah membalik telapak tangan. Meskipun telah banyak paya-upaya yang telah dilakukan, baik melalui regulasi, sosialisasi dan penyuluhan serta demonstrasi plot padi organik untuk mendorong petani-petani kita agar berminat dan tertarik dalam mengembangkan padi organik, namun kenyataan membuktikan bahwa masih sangat sulit untuk mengajak petani untuk menerapkan pengelolaan tanaman padi secara organik. Beras organik sepertinya masih merupakan produk yang sangat langka padahal tingkat kebutuhan beras organik atau beras sehat semakin meningkat seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi beras yang sehat. Hal tersebut tentu menjadi peluang yang sangat baik bagi para petani-petani kita untuk dapat meningkatkan pendapatan atau penghasilan yang lumayan besar karena saat ini harga beras organik di pasaran dihargai dua kali lipat dan bahkan lebih dibanding dengan harga beras non organik. Namun lagi-lagi sayang karena masih hanya sebagian kecil dari petani-petani kita yang menangkap peluang usaha tersebut dan telah terbukti bahwa petani yang mengelola dan mengembangkan padi organik akan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan menanam padi non organik.
            Kelompok yang berprinsip tegas terhadap sistem pertanian organik menolak secara total pemakaian senyawa buatan.  Dikatakan bahwa dengan sistem pertanian organik tanah dan air diperlukan sebagai modal dasar dan sumber kehidupan. Upaya yang perlu dilakukan adalah pemanfaatan lahan pertanian menggunkan pupuk organik sebagai pemasok hara dalam tanah untuk mengimbangi unsur hara yang telah dimanfaatkan oleh tanaman. Pengendalian hama dan penyakit tidak lagi menggunakan pestisida melainkan dengan cara hayati yaitu dengan menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, pergiliran tanaman menggunakan predator alami, serta menggunakan musuh alami seperti jamur, bakteri dan virus yang tidak berbahaya bagi kehidupan makhluk lainnya.
            Sistem pertanian organik ini sebenarnya sangat berperan khususnya dalam menopang pertanian berkelanjutan di daerah Purworejo. Walaupun Kabupaten Purworejo baru menggalakan pertanian padi organik dangan hasil yang belum maksimal namun diharapkan kedepannya pertanian organik dapat dijadikan komoditas unggulan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia.
            Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo merupakan salah satu dearah yang sedang bergerak ke sistem pertanian organik. Hal ini dilakukan karena pertanian dengan menggunakan bahan- bahan kimia dirasa sudah tidak produktif lagi dan merusak lahan persawahan mereka. Selain itu pertanian padi organik memiliki peluang yang sangat besar untuk kedepannya karena banyak permintaan dari para konsumen yang menginginkan gaya hidup sehat. Pertanian organik di Desa Jeruken juga mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Purworejo, hal ini terbukti dari adanya bantuan benih padi dan penyedian pupuk organik serta penyuluhan tentang pengelolaan padi organik yang baik agar menghasilkan padi yang berkualitas dan memiliki produktivitas yang tinggi.
            Dari latar belakang diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN PADI DI DESA JERUKEN, KECAMATAN NGOMBOL, KABUPATEN PURWOREJO”.



B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut:
1.      Produktivitas hasil pertanian mengalami penurunan kualitas dan kuantitas dari tahun ke tahun.
2.      Faktor hama dan perubahan musim yang tidak menentu di Kabupaten Purworejo.
3.      Adanya kenaikan harga pupuk kimia dan pembatasan pembelian pupuk kimia oleh pemerintah.
4.      Adanya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida.
5.      Kurangnya pengetahuan dan tidak tertariknya petani terhadap model pertanian organik.
6.      Kurangnya sosialisasi untuk mengatasi berbagai masalah pertanian, khususnya pertanian padi di Desa Jeruken.
7.      Keterbatasan pupuk organik yang dimiliki petani, sehingga petani cenderung menyukai pertanian dengan pupuk kimia.
8.      Petani takut mengalami kerugian ketika beralih kepertanian organik.
C.     BATASAN MASALAH
Mengingat banyaknya masalah yang teridentifikasi maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
1.      Pemilihan jenis bibit padi yang sesuai ditanam di Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo.
2.      Penggunaan pupuk organik sebagai solusi meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jeruken dan untuk menghilangkan ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia.
3.      Pengelolan padi organik di Desa Jeruken agar petani tidak mengalami kerugian.
4.      Prospek pertanian padi organik kedepan guna meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Jeruken.

D.    RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.      Apa saja jenis padi yang sesuai ditanam di di Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo?
2.      Apakah penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jeruken sehingga ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dapat di minimalkan?
3.      Bagaimana cara untuk mengelola padi organik agar petani tidak mengalami kerugian dalam pertaniannya?
4.      Bagaimana prospek kedepannya sehingga tingkat kesejahteraan petani di Desa Jeruken dapat meningkat?



E.     TUJUAN PENELITIAN
Atas dasar rumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Mengetahui berbagai jenis padi yang sesuai untuk ditanam di Desa Jeruken sehingga produktivitas pertanian di desa tersebut dapat meningkat.
2.      Mengetahui apakah pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas pertanian padi di Desa Jeruken.
3.      Mengetahui cara pengelolaan padi organik sehingga kerugian dapat diminimalisir.
4.      Mengetahui prospek pertanian padi organik untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Jeruken.

F.      MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis:
1.      Manfaat Teoritis
a.       Dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pertanian di Indonesia.
b.      Pertanian organik sebagai sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
c.       Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang sejenis khususnya dalam geografi pertanian.
2.      Manfaat Praktis
a.       Sebagai bahan informasi mengenai pentingnya peran lingkungan terhadap pertanian.
b.      Pertanian organik diharapkan dapat menjadi solusi terhadap masalah pertanian saat ini.
c.       Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan penelitian tentang masalah yang sama.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    DESKRIPSI TEORI
1.      Kajian Geografi
a.      Pengertian Geografi
Kata Geografi berasal dari dua kata yaitu Geo (earth) yang berarti bumi, serta grafi (graphein) yang berarti pencitraan. Jadi Geografi adalah ilmu yang mencitrakan atau menggambarkan tentang bumi. Perumusan yang sederhana tersebut kemudian mngalami perubahan-perubahan karena kemajuan zaman, kemajuan pandanagan dunia serta kegunaan ilmu itu sendiri bagi bangsa dan negara.
Ahli geografi tahun 1988 (SEMLOK) berpendapat bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedan femomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dan keruangan. Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentinagn program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1981 dalam Yunus, 2004: 18).
b.      Pendekatan Geografi
Dalam konteks ilmu geografi memiliki pendekatan spesifik yan dapat membedakan dengan disiplin ilmu lain. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1991:12-13) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
1)      Pendekatan keruangan (Spatial Approach)
Menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi daripada gejala-gejala atau kelompok gejala-gejala di permukaan bumi. Contoh yang di kemukakan oleh Petter Hagget misalnya studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, studi variasi tentang kemiskinan di perdesaan. Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses, dan struktur dikaitkan dengan dimensiwaktu maka analisisnya bersifat horizontal.
2)      Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach)
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan yang disebut sebagai ekologi dalam suatu ekosistem.  Interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk suatu sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainya ikaji dalam Geografi. Pada pendekatan ini analisis hubungan antara variabel manusia dengan variabel lingkungan lebih ditekankan sehingg dapat di katakan bahwa analisisnya lebih dikenal sebagai analisis vertikal. Pandangan dan penelaahan ekologi atau kelinkungan diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingungan alam.


3)      Pendekatan kompleks wilayah (Regional Complex Approach)
Merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa kelingkungan disebut sebagai analisa kewilayahan atau kompleks wilayah. Pada analisis ini wilayah tertentu di dekati atau dihampiri dengan pengertian areal differentiation yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Wilayah itu sendiri dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal dari daerah sekitarnya.
Penalitian ini menggunakan pendekatan kelingkungan. Pendekatan menyatakan adanya interaksi antara komponen-komponen organisme dan lingkungannya menjadi satu kesatuan. Dimana setiap omponn meiliki ifat tertentu yang menentukan peranannya dalam ekosistem.
c.       Konsep Geografi
Gejala geografi yang ada disekitar kita, merupakan hasil dari keseluruhan interelasi keruangan faktor fisik dan faktor manusia. Dari jasil studi gejala yang nyata tadi, dalam diri kita akan membentuk pola abtrak tentang gejala yang kita kaji. Pola abtrak dalam bentuk pengertian abtrak inilah yang disebut konsep. Karena pola abtrak tersebut berkenaan dengan gejala konkrit tentang geografi maka disebut sebagai konsep geografi.



2.      Kajian Strategi Peningkatan Produktivitas Pertanian Padi
a.      Pengertian Strategi Dan Produktivitas
Strategi merupakan suatu kebijakan perumusan tindakan yang terarah dan menyeluruh yang didukung oleh faktor- faktor penunjang lainnya.
Menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa: Produktivitas adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya, misalnya produktivitas ukuran efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan hasil masukan.
Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskan Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga manusia.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil masukan. keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993).
b.      Pertanian
Pertanian di Indonesia dapat dibagi menjadi dua ketegori, yaitu pertanian berpindah (shifting) dan pertanian menetap (sedentary).
Pertanian berpindah yaitu perladangan bakar (milpa) yang sering disebut dengan perladangan liar. Caranya adalah penduduk desa membuka hutan milik desa dengan menebang pohon dan membakarnya. Tanah kemudian diratakan dan ditanami, alat yang digunakan juga masih sederhana. Hasil pertama biasanya baik, tapi setelah ditanami du kali atau tiga kali hasilnya makin berkurang. Karena hasilnya sudah tidak baik lagi maka lahan ditinggalkan dan petani membuka lahn baru.
Pertanian maju dilakukan secara teratur dan dicirikan oleh adanya peralatan dari besi yang cukup, perairan, pemupukan pemeliharaan, pemilihan benih, tanaman bergilir yang sering dilakukan pada lahan kering, penyiangan, pemberantasan hama, pencegahan erosi dan sebagainya. Dalam pertanian sawah, terdapat dua cara yaitu sistem tadah hujan dan sistem irigasi. Sistem tadah hujan yaitu dengan menampung air hujan dan menyebarkan atau memperluas genangan air ke persawahan. Sistem irigasi yaitu menggunakan air yang mengalir dalam saluran- saluran air.

c.       Tanaman Padi
Padi (bahasa latin: Oryza Sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
d.      Jenis-Jenis Tanaman Padi
Jenis- jenis padi dibedakan menjadi 2 yaitu jenis padi local dan jenis padi kwalitas unggul. Jenis padi local meliputi jenis padi kuning, bentuknya besar dan memiliki warna agak kuning dan padi pandanwangi memiliki bentuk yang hampir sama dengan padi kuning hanya bedanya padi pandanwangi agak berbulu pada ujungnya.  Sedangkan padi kwalitas unggul meliputi:
a.        Jenis I.R (international rice) bentuknya kecil tapi panjang. I.R mzsih mempunyai variasi seperti I.R 26, I.R 29, I.R 36 dan sebagainya.
b.      Padi pelita bentuknya lonjong dan agak bulat.
c.       Padi cisadane bentuknya lebar dan panjang tapi agak pipih.
d.      Padi bengawan bentuknya panjang dan ramping.
e.       Padi baronol bentuknya sama dengan padi pelita.
Mengenai mutu dari jenis- jenis padi local baik pandanwangi maupun padi kuning kerena kulitnya yang tebal maka dapat disimpan lebih lama disbanding padi jenis lainnya. Berasnya tidak mudah pecah tapi jenis padi local ini tidak tahan terhadap serangan hama wereng. Sedangkan untuk mutu dari jenis padi unggul mempunyai beberapa variasi yaitu pada padi jenis I.R merupakan jenis padi yang tahan terhadap hama wereng, memiliki anakan atau tunas yang banyak dan tidak mudah roboh. Padi bengawan mempunyai daya tahahan terhadap hama mentek, bertunas banyak dan memiliki tinggi 145-165cm. jenis padi bengawan memiliki tangkai panjang dan lebat tapi agak mudah rontok, warna padi kuning dan pada ujungnya berwarna ungu.
3.      Kajian Tanaman Padi Organik
a.      Deskripsi Padi Organik
Padi organik merupakan padi yang dihasilkan dari sistem pertanian yang tidak menggunakan bahan- bahan kimia dalam proses produksinya. Sistem pertanian tersebut menggunakan pupuk- pup[uk alam seperti kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan sebagainya. Nasi yang diperoleh dengan sistem pertanian organik memiliki rasa yang lebih enak dan lebih manyehatkan dibandingkan dengan padi yang menggunakan pertanian kimia, selain itu pertanian padi organik juga lebih ramah terhadap lingkungan.
b.      Tehnik Penanaman Padi Organik
Tehnik tanam padi organik, yaitu tidak menggenangi sawah dengan air, cukup dengan tanah yang macak-macak, karena padi bukanlah tanaman air. Tanah diolah dengan cara intensif dengan kedalaman pengolahan lahan mencapai 20 cm, dilakukan penambahan kompos/pupuk 7-10 ton/hektar atau lebih dari setengah jumlah biomassa yang dikeluarkan dari lahan pertanian tersebut. Kompos dalam tanah mempunyai kemampuan untuk mengikat air selain mampu menyediakan ruang untuk udara, mikroorganisme, dan pertumbuhan akar. Kebutuhan air untuk cara bertani yang seksama ini hanya setengah hingga sepertiga dari cara konvensional, serta membuka peluang penerapan teknik baru penyiraman maupun pengaturan air lainnya.
Padi ditanam tunggal secara satu persatu dengan umur bibit 7-10 hari di pesemaian. Bibit padi yang masih memiliki keping biji ini ditanam dangkal dengan akar diletakkan mendatar di permukaan tanah, dimaksudkan terutama untuk mendapatkan peluang anakan yang paling banyak. Cara ini hanya memerlukan bibit padi unggul 5 - 7 kg/ha untuk jarak tanam 30 x 30 cm dibandingkan dengan cara konvensional yang bisa mencapai 30 kg/ha. Cara ini membuka peluang baru penerapan teknik penyemaian, penanaman dan penetapan jarak tanaman dengan sasaran mengembangkan sistem perakaran dan jumlah anakan yang maksimal. Jarak tanam yang renggang mengoptimalkan pertumbuhan anakan dan sangat memudahkan pekerjaan pemeliharaan tanah.
Cara menanam padi dengan melakukan penyiangan lebih dari 4x dari hanya 2x pada cara konvensional. Penyiangan ini dimaksudkan bukan saja untuk menghilangkan gulma tetapi terutama untuk menjaga pasokan udara ke dalam tanah. Pengurangan 1x penyiangan dapat menurunkan produksi padi hingga 1,2-1,5 ton/ha.
c.       Pengelolaan Padi Organik
Cara bercocok tanam padi organik dengan prinsip menanam bibit muda, jarak penanaman yang lebar, menanam dengan segera, penanaman secara dangkal, air diatur tidak terus menerus menggenangi sawah, penyiangan gulma secara mekanis, dan aplikasi kompos atau bahan organik walaupun pupuk kimia tidak ‘dilarang’ untuk masih digunakan. Sedangkan sistem organik pengertian singkatnya ditataran praktis adalah penggunaan input-input alami seperti kompos, bakteri pengurai dan pembenah tanah, pupuk organik cair, pestisida hayati dan lainnya sebagai penyubur atau pembenah tanah dan sebagai pengendali hama/penyakit dengan menghindari samasekali bahan kimia buatan, walaupun pengertian lengkapnya mengenai pertanian organik ini lebih kompleks lagi yang harus meliputi perlindungan tanah, kontrol biologis, daur ulang makanan dan keragaman hayati. Dari sisi produktivitas, berdasarkan fakta banyak pihak yang merubah pola tanam padi dari sistem konvensional ke sistem organik mengalami penurunan hasil yang bisa terjadi sampai musim tanam ke 4 atau lebih. Kemudian banyak pihak yang merubah pola tanam padi dari sistem konvensional ke pola tanam organik mengalami peningkatan hasil langsung pada musim tanam pertamanya. Namun untuk yang merubah pola tanam padi dari sistem konvensional menjadi sistem organik banyak yang mengalami keberhasilan dan banyak juga yang belum mencapai keberhasilan dalam 2, 3 atau beberapa kali masa tanam di lokasi yang sama. Tentunya fakta-fakta tersebut juga sangat dipengaruhi dengan kondisi tanah, lingkungan dan cuaca atau iklim setempat.


d.      Pemupukan
Pupuk merupakan alat penyubur tanah dan tanaman, pemupukan dilakukan guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang, kotoran manusia, kompos atau sampah yang sudah membusuk, pupuk hijau, daun- daun dan sebagainya. Pemupukan sistem pertanian organik dilakukan sebelum bibit padi ditanamkan, hal ini dimaksudkan agar pupuk organik tersebut membusuk dan menyatu dengan tanah sehingga ketika bibit padi ditanamkan bibit tersebut langsung dapat memenfaatkan kesuburan tanah dari pupuk organik. Untuk pupuk kandang biasanya bisa langsung ditebar pada tanaman. Pemupukan dapat juga dilakukan pada saat penyiangan, caranya rumput- rumput dan tanaman pengganggu dicabut dan kemudian rumput tersebut dibenamkan tanah. Rumput yang dibenamkan tersebut akan menjadi pupuk dan dapat menyuburkan padi.

e.       Pengendalian Hama Dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit pada tanaman padi yang dikembangkan secara organik akan mempengaruhi tanggapan terhadap pengelolaan tanaman,hara dan air yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan hasil pengalaman dilapangan, tingkat serangan hama dan penyakit pada pertanaman padi yang dikelola secara organik selalu menunjukkan tingkat intensitas serangan yang lebih rendah dibanding dengan yang non organik. Hal tersebut tentu disebabkan karena pertanian secara organik akan mendorong tanaman untuk menghasilkan senyawa polifenol yang akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.Meskipun demikian, untuk menghindari kehilangan hasil maka bila terjadi serangan hama dan penyakit maka tetap dilakukan penyemprotan pestisida nabati yang ragam dan jenisnya sudah banyak beredar dipasaran saat ini. Khusus untuk serangan penggerek batang atau ulat grayak biasanya masih dapat dikendalikan dengan menggunakan teknik penggenangan air yang ditinggikan selama 2 hari.
f.       Panen
Panen dilakukan bila bulir padi sudah menunjukkan bulir matang secara fisiologis. Ciri-cirinya adalah warna bulir padi berwarna kuning cerah secara keseluruhan, bila ditekan dengan kuku jari tangan maka sudah terasa keras dan tidak meninggalkan bekas tekanan kuku. Cara yang lain adalah memotong 2 – 3 rumpun padi tepat dibagian pangkal batang tanaman padi. Bila dalam waktu 3 – 4 hari masih tumbuh daun baru dari pangkal batang padi berarti proses pengisian padi belum maksimal dan waktu panen masih perlu ditunda, tetapi bila tidak tumbuh lagi maka panen sudah dapat segera dilaksanakan.

B.     PENELITIAN YANG RELEVAN
1.      Hilaludin, 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Produktivitas Pertanian Tanaman Cabe Merah Dan Semangka Pada Lahan Gumuk Pasir Di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo”.
2.      Kholid Koiri, 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Prospek Usaha Tani Padi Organik Di Dusun Paten, Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul”.

C.     KERANGKA BERFIKIR
Pertanian merupakan sumber penghidupan manusia melalui penggunaan lahan untuk bercocok tanam dan menghasilkan bahan pangan lainnya. Pertanian didaerah perdesaan sebagian besar merupakan sumber pendapatan keluarga dan sebagai penunjang kebutuhan pokok masyarakat, sehingga pengembangan pertanian perdesaan mempunyai arti penting dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat desa.
Perkembangan pertanian saat ini sedang dalam proses perbaikan, maksudnya beralih dari pertanian kimia ke pertanian organik. Hal ini terjadi karena pertanian yang mengandalkan pupuk dan bahan-bahan kimia lainnya berdampak tidak baik terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Sedangkan pertanian modern yang sengan dikembangkan saat ini merupakan model pertanian lama yang lebih ramah lingkungan dan menyehatkan. Dengan adanya sistem pertanian organik diharapkan kondisi lingkungan menjadi lebih sehat danpara petani secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan.
Untuk mndapatkan hasil yang maksimal dalam produksi tanaman padi maka petani harus memperhatikan beberapa hal yaitu pengolahan lahan sebelum dan sesudah ditanami padi, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengairan, dan pemberantasan hama. Kelima hal tersebut sering disebut dengan panca usaha tani.
Panca usaha tani diterapkan agar petani dapat melakukan pengelolaan usaha tani dengan baik dan benar sehingga dapat meningkatkan produksi. Selain itu dengan adanya unsur pendukung usaha tani seperti lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen pertanian berperan dalam kesuksesan pengembangan usaha tani kedepan.
Pertanian organik memiliki peluang yang cukup menjanjikan karena selain harganya yang lebih mahal dan menyehatkan, karena belum banyak yang petani yang bergerak dalam pertanian organik serta banyaknya permintaan terhadap produk pertanian organik tersebut.
Dengan meningkatkan produksi dan produktivitas padi organik diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Petani juga diharapkan mampu berperan serta dalam memperbaiki kondisi lingkungan melalui pertanian yang ramah lingkungan.




















Gambar: Skema Kerangka Berfikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Desain penelitian merupakan pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian agar dapat dikumpulkan secara efisien dan efektif, secara dapat diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (M. Pabundu Tika, 2005:12)
            Menurut Suharsimi Arikunto dalam Sulistyani (2003:320), jika penelitian hendak mengetahui suatu keadaan apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya. Data kuantitatif adalah data yang berupa jumlah serta angka- angka yang diharapkan. Dalam enelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis kuantitatif.
            Pendekatan yang digunakan yaitu prndekatan ekologi, yaitu studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungn. Interaksi manusia dengan lingkungan fisisya membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya yang dikaji dalam geografi. Pendekatan kelingkungan dalam geografi adalah suatu metodologi yang mendekati , menelaah dan menganalisis suatu gejala atau suatu masalah dengan menerapkan knsep dan prinsip ekologi. Dalam penelitian ini interaksi yang dikaji adalah petani dengan lahan pertanian padi melalui kegiatan usaha tani.
B.     Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo.

C.    Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 96), variabel penelitian adalah objek penelitian apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Pemilihan jenis bibit padi yang sesuai ditanam di Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo.
2.      Penggunaan pupuk organik sebagai solusi meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jeruken dan untuk menghilangkan ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia.
3.      Pengelolan padi organik di Desa Jeruken agar petani tidak mengalami kerugian.
4.      Prospek pertanian padi organik kedepan guna meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Jeruken.


D.    Definisi Operasional Variabel
Merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel dapat diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian seseorang akan mengetahui pengukuran suatu variabel (Masri S, 1995:23).
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1.      Pemilihan jenis bibit padi yang sesuai ditanam di Desa Jeruken, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Pemilihan bibit padi sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan suatu pertanian padi organik. Pemilihan jenis padi haruslah sesuai agar padi tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan panen yang berkualitas serta memiliki kuantitas yang lebih baik.
2.      Penggunaan pupuk organik sebagai solusi meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jeruken dan untuk menghilangkan ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia. Produktivitas dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Produktivitas tanah : kemampuan lahan untuk menghasilkan produksi pertanian (produkrivitas kotor). Dengan menggunakan pupuk organik diharapkan tanah menjadi lebih subur dan pupuk organik juga lebih ramah terhadap lingkungan.
b.      Produktivitas usaha tani : dihitung dari jumlah produktivitas kotor dikurangi biaya tenaga kerja dan sarana produksi pertanian  (produktivitas bersih).
3.      Pengelolan padi organik di Desa Jeruken agar petani tidak mengalami kerugian. Kegiatan ini meliputi unsur pengolahan lahan, pembibitan, pemeliharaan, pemberantasan hama, pemupukan dan pengelolaan pasca panen.
4.      Prospek pertanian padi organik kedepan guna meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Jeruken. Pelaksanaan usaha tani padi organik dimasa yang akan datang diharapkan memiliki psospek yang baik dengan menganalisis biaya produksi, produktivitas, pendapatan bersih, dan harga jual.

E.     Populasi dan sampel penelitian
Menurut suharsimi Arkunto (2006; 103) Populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga masyarakat Desa Jeruken, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian warga masyarakat yang bergerak dalam pertanian padi organik. Sampel adalah sebagian dari objek atau individu yang mewakili suatu populasi (Pabundu Tika, 2005).

F.     Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat memperoleh data mengenai variabel-veriabel tertentu ( Suharsimi Arikunto, 2002-126)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan atau pencatatan terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang lokasi penelitian serta mencari data mengenai cara pengelolaan/penanaman padi organik, faktor yang mempengaruhi partisipasi dan tingkat partisipasi masyarakat dalam perkembangan pertanian padi organik di Desa Jeruken.
2.      Wawancara
Menurut S. Nasution, wawancara adalah suatu bentuk komuniasi verbal. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara dilakukan untuk mendapatka informasi tanggapan, dukungan terhadap pertanian organik serta hambatan dan rencana pengembangan pertanian organik kedepannya. Tehnik wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur yaitu dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kerespoden.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk mendeskripsikan dan dapat diperoleh dari instansi yang berhubungann dengan topik penelitian, antara lain kantor desa, kantor kecamatan, dan instansi terkait mengenai data-data tentang cuaca, peta, monografi, desa dan data lain yang relevan. Data yang diperoleh adalah data tentang pengelolaan pertanian padi organik dan perkembangan pertanian dari awal bergerak sampai penelitian ini dilaksanakan.

G.    Teknik analisis data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan  adalah analisi deskriptif yaitu analisis berdasarkan gambaran keadaan atau data yang diperoleh dilapangan.analisis dskriptif digunakan untuk menjelaskan potensi dan hambatan yang dihadapi dalam pertanian padi organik diwilayah penelitian, upaya ang dilakukan oleh pngelola pertanian dalam rangka pengembangan daerah penghasil pertanian padi organik dimasa yang akan datang. Tehnik analisis ini dalam bentuk tabel frekuensi, baik dalam bentuk angka maupun persentase.



DAFTAR PUSTAKA

Abu, Rifai. dkk.1990. Teknologi Pertanian Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan Di Cianjur. Depattemen Pandidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.
Baihaki, Ahmad. 1977. Strategi Pengembangan Pemuliaan Tanaman Pangandan Pembangunan Pertanian Di Indonesia. Depattemen Pandidikan Dan Kebudayaan. Yogyakarta.
Suparmini.2004. Diktat Mata Kuliah Geografi Perdesaan. Pendidikan Geografi FISE UNY. Yogyakarta.
Hilaludin (04405241035).2009. Produktivitas Pertanian Tanaman Cabe Merah Dan Semangka Pada Lahan Gumuk Pasir Di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Pendidikan Geografi FISE UNY. Yogyakarta.
Koiri, Kholid (05405241034).2010. Prospek Usaha Tani Padi Organik Di Dusun Paten, Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.Pndidikan Geografi FISE UNY. Yogyakarta.
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/produktivitas.html. Diakses pada tanggal 8 juni 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Padi. Diakses pada tanggal 8 juni 2011.
http://kuniaorganik.blogspot.com/2008/07/sri-cara-seksama-menanam-padi-organik.html. Diakses pada tanggal 8 juni 2011.

1 komentar:

  1. boleh minta kesimpulan dari hasil penelitian ini ga' mas?

    BalasHapus